Jumat, 04 Oktober 2019

Bab.I, 2. Jadi turis lokal

2.##, Jadi turis di tanah kelahiran,



Perahu Lancang Kuning Kesultanan Kadriah, Pontianak

Kali ini aku memang berniat berlebaran di Ponti. Entah tahun berapa terakhir aku pernah berlebaran di sini. Aku juga lupa. Sebelum berangkat kemaren, aku sudah bilang  kepada istri dan anak ku, bahwa aku akan berlebaran di ponti. Dan  mereka tidak keberatan. 

Sambil menghibur puasa, kupuaskan diri ku dengan mengunjungi tempat - tempat  di sekitar kota kelahiran ku ini. 




Tugu Khatulistiwa, :

Situs ini, dulu ketika aku masih kecil, tersembunyi di hutan belukar dan ditutupi rumput liar, sekarang sudah di bangun replika nya lebih besar, lebih bagus, dengan areal yang cukup luas, dan dijadikan salah satu ikon wisata daerah.  Di areal nya di sediakan tempat parkir kendaraan, roda dua dan empat. Ada restoran yang menghadap ke sungai kapuas. Dan banyak pedagang yang menggunakan payung - payung besar, berjualan air kelapa muda, gorengan, nasi lengkap dengan menu khas Pontianak, warung kopi, serta makanan ringan, camilan. dsb.




Taman Alun Kapuas,

Taman kota yang di bangun Bapak Sutarmiji ini, juga menjadi tempat rekreasi pavorit warga kota Pontianak. Letak nya di bibir kapuas, bersebelahan dengan pangkalan Ferry penyeberangan.  Ada miniatur tugu khatulistiwa dengan air mancur berwarna, jika di  malam hari.   Disini juga tersedia kapal wisata air, dengan rute taman alun kapuas, sampai jembatan kapuas satu, sekali berlayar.  Ongkos nya juga cukup murah, hanya lima belas ribu rupiah per kepala. 

Selama pelayaran, kita disuguhkan pemandangan kota tua sekitar Masjid Sultan Abdurrahman,  rumah sepanjang tepian kapuas, yang di bangun dengan tiang yang tinggi, jembatan beton yang baru selesai di kerjakan  sepanjang tepian kapuas sebelah kiri dan kanan. Dan yang sangat mempesona adalah, keindahan mata hari menjelang terbenam di ufuk barat. Bendang cahaya yang di pantulkan sungai kapuas, menciptakan gradasi warna yang sangat indah. Eksotis. Indah sekali  ketika menatap kapuas menjelang senja. 

Selain tempat - tempat indah ini, aku juga menyempatkan diri mengunjungi taman Arboretum Untan, hutan kota yang dibangun dengan apik di tengah lingkungan Universitas Tanjungpura itu.  Ada tugu digulis ditengah nya, dengan air mancur dan lampu warna - warni di malam hari . Aku juga menyempatan diri melihat dari dekat rumah adat Melayu, di daerah kota baru. Rumah Radank, rumah betang, rumah panjang tradisional suku Dayak, yang di bangun disebelah nya.  Pelabuhan laut Dwi Kora yang sangat megah sekarang. Banyak kemajuan kota ini, gumam ku dalam hati. 
Hingga tanpa terasa waktu menjelang berbuka sudah tiba. Aku segera kembali ke rumah, dan berbuka bersama keluarga besar ku di sana.