Jumat, 04 Oktober 2019

BAB.I.4. Kembali ke Jakarta

4.##,  Kembali ke Jakarta,



Take Off Pontianak

Pagi ini aku akan kembali ke jakarta, setelah menghabiskan masa liburan kurang lebih dua minggu di kota kelahiran ku. 

Pukul sembilan pagi, aku sudah tiba di bandara Supadio, tadi diantar oleh adik ipar ku, bersama istri nya , adik perempuan bungsu ku. Aku sudah berpamitan pada Ibu ku, kali ini kulihat mata beliau berbinar cerah, melepas kepergianku. Rupanya beliau merasa cukup puas dan bahagia dengan kehadiran ku berlebaran bersama mereka kali ini. 

Kucium tangan dan kening nya, dan kukatakan :' Mohon doa buat semua, anak dan cucu nya, dimana saja,"  Maaf dan ikhlaskan kalau ada yang salah. "



Jangan perlakukan Ibu mu seperti ini,!!

Beliau tersenyum dan mengangguk kecil. Aku bahagia sekali melihat senyum di bibir tua yang dulu membesarkan dan mengasuh ku. Melahirkan dan memberikan kehidupan kami. Mendidik kami dengan segala kesederhanaan. Mencintai dan mengasihi kami dengan segenap jiwa raga nya. 

Akkh, Ibu, dengan apa kami membalas mu?

Panggilan boarding menyadarkan aku dari lamunan sesaat. Aku segera menarik koper ku, menyalami ipar ku, dan menepuk bahu nya, mengucapkan terima kasih. Adik perempuan ku terlihat sedikit haru, mata nya berkaca - kaca, kurangkul dan kupeluk dia, kucium kening nya, sambil berkata,; " Jangan sedih, doa kan abang tetap sehat, panjang umur, dan murah rezeky, itu saja", "jika masih ada umur, kan gampang bolak - balik, asal ada duit nya, " kata ku pula.  Dia mengangguk dan tersenyum. 




Sendiri ( Soledad ) - westlife

Pukul dua siang, aku mendarat di Sukarno Hatta, dan langsung naik Damri mengarah ke Gambir, dekat alamat kantor ku yang sekarang. Aku sengaja tidak memberi tahu kan kedatangan ku ke kantor, itulah sebab nya mereka tidak menjemput ku. Aku tak mau terlalu ribet dengan tetek bengek yang tidak praktis. Meskipun dalam kapasitas jabatan ku sebagai Direktur Operasional, tapi aku lebih senang tidak terlalu kaku dengan formil - formilan, apalagi  pakai  upacara  penyambutan?



Cinta sejati sampai mati - Habibie  Ainun